Full Day School VS Sakola Agama Pro Kontra Di Tasikmalaya, Apakah Didalangi Komunis?

Kembali akan hadir program terbaru dari pemerintah yang mengusung Pendidikan Seharian Penuh untuk anak-anak indonesia, tetapi program ini kini masih belum direalisasikan karena terjadinya kontroversi yang mengakibatkan pro dan kontra dibeberapa pihak terkait.


Wacana yang digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, tampaknya mulai menuai polemik yang cukup rumit. Bahkan Pemkab Tasikmalaya juga secara terang-terangan pasti akan menolak rencana tersebut.



Rencana merealisasikan Full Day School (Seharian Penuh diSekolah) ini terhambat dengan adanya bentrok waktu dengan Sakola Agama (Mengaji di Madrasah Diniyah).
Lalu Bpk Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya pun angkat bicara dan mengutarakan pendapatnya. "Saya tidak setuju dengan Full Day School ini, dan Sekolah Agama jangan di geser dengan program pendidikan apapun terutama di Tasikmalaya, apalagi Tasikmalaya sudah mempunyai program wajib belajar sekolah Diniyyah yang rutin dilaksanakan setiap pukul 14.00 atau pukul 16.00." Ungkapnya.


�Sementara kesuksesan dunia pendidikan, bukan hanya pendidikan duniawi. Tetapi pendidikan ukhrowi pun harus menjadi target. Sebagai mana tujuan pendidikan Nasional, mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik,� tegas Uu, Rabu (10/8)


�Kita ini indonesia, situasinya selalu disesuaikan. Di luar negeri mah tidak ada sekolah agama, jadi pantas kalau full day school itu dilakukan," tegasnya.
Indonesia yang mayoritas islam tidak mau mengekor atau mengikuti program barat jika situasi tidak memungkinkan, meskipun dalam hal ini program tersebut bertema tentang pendidikan.


Program pendidikan di indonesia banyak sekali macam nya, seperti sekolah diniyyah, Mengaji Independen, dan pondok pesantren. Maka dari itu di indonesia mungkin sudah dari dulu melaksanakan Full Day School ini, cuma kelas pelajaran dan namanya saja yang berbeda. Indonesia beraneka ragam budaya, jadi wajar kalau anak indonesia itu perlu menempuh pendidikan yang beraneka pula. Anak indonesia harus pintar ilmu pengetahuan dunia dan juga dilengkapi dengan ilmu perbekalan keakheratan.


Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Usman Kusmana, yang juga membawahi persoalan pendidikan dan keagamaan menjelaskan, secara pribadi jika full day school untuk sekolah formal malah tidak sepakat.


Sekolah Formal dirasa sudah menyita waktu yang lama yaitu dari jam 8.00 pagi hingga jam 14.00, maka jika Sekolah Formal ditambahkan waktu nya (full day School) maka waktu mengkaji ilmu keagamaan pasti tergeser tanpa disadari.


Apakah Program Full Day School ini didalangi pihak komunis?
Pertanyaan ini belum ditemukan jawaban yang sebenarnya, karena ini baru bersipat perkiraan saja. Menurut kebanyakan asumsi yang ada, Full Day School disinyalir sebagai sistem pembekuan ilmu islami kepada umat islam yang dilakukan sejak dini kepada anak-anak yang beragama islam. Dengan adanya program ini, pemerintah akan melakukan Penyidikan dan Penelitian terlebih dahulu sebelum akhirnya merealisasikannya.