Aku melihatnya. Gadis itu.. senyumanya, cara berjalanya, cara menatapnya. Mata cokelat yang indah, rambut hitam terurainya.
Dia melangkah masuk ke sebuah rumah. Rumah tua dengan taman yang indah, ada bebauan mawar di halamanya. Angin berhembus, dingin ketika dia melesat masuk dan mengunci pintu.
Hem. Sekarang dia ada di kamarnya, mengeringkan rambut basahnya dengan sehelai handuk beludu berwarna merah muda. Apa dia menyukai warna merah muda. Sangat elegan. Begitu menawan. Aku harus melihatnya lebih dekat, untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja. Setidaknya tidak ada yang berusaha menyakitinya.
Rerumputanya basah ketika aku menginjakkan kakiku di halaman rumahnya, setelah melompat di atas pagar dengan tumbuhan menjalar di sekelilingnya. Tampaknya ini akan baik-baik saja. Aku harus memastikan dia bisa tidur nyenyak seperti malam-malam kemarin.
Sekarang pukul 11 malam, satu jam lagi tengah malam. Ku amati mata cokelatnya sudah mulai lelah menatap buku yang ia baca. Beberapa kali gadis ini tersenyum manis saat membacanya, apakah itu buku komedi romantis. Semoga saja. Sekarang dia melesat masuk dalam selimutnya, mematikan lampu kamarnya, dan ku rasa ini saatnya aku tiba disana.. akan ku pastikan dengan mata kepalaku sendiri, bahwa dia bisa terlelap nyenyak dalam senyuman kedamaian.
Ku buka perlahan pintu yang terkunci itu. Aku tahu bagaimana cara membukanya, tepat ketika aku membukanya, aku melesat masuk perlahan.
Aku berharap suara langkah kakiku tidak menganggunya, tidak akan merusak momen tidurnya, namun sial, ku rasa aku merusaknya sedikit dengan suara bising ketika aku menabrak meja di hadapanku, suara gadis itu menyeruak keluar memanggil apakah ada orang disana�apakah ibunya atau ayahnya. Entahlah; ku putuskan untuk bersembunyi dalam kegelapan di bawah anak tangga. Aku tidak mau menganggunya dan merusak malamnya.
Gadis itu masih berteriak, memastikan bahwa apa yang dia dengar hanyalah suara biasa yang mungkin di ciptakan oleh binatang pengerat. Semoga dia percaya.
Tepat ketika keheningan kembali menguasai rumah ini. Ku langkahkan kakiku menapaki anak tangga kayu. Kali ini aku lebih berhati-hati, aku tidak mau dia terbangun lagi karena ulah konyolku, dia harus tidur dalam kenyamanan, aku yang harus memastikanya. Karena dia adalah mimpiku.
Ku buka perlahan pintu itu. Aku berusaha membukanya selembut mungkin, berusaha agar dia tetap di atas ranjangnya, bermimpi tentang indahnya keheningan malam, dimana dia bisa terbang bersama bintang-bintang.
Ku dekati perlahan dirinya, aku bisa melihat kaki jenjangnya begitu tenang, nafasnya teratur, dan wajahnya yang menentramkan. Bibirnya tipis, dengan keanggunan yang tiada tara.. gadisku, manisku, dengan melihatmu.. aku mampu merasakan kedamaian.
Tak ku sangka, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 4 dinihari, dan aku sudah melihatnya lebih dari 5 jam, berdiri di sampingnya, membuatnya senyaman mungkin dalam tidurnya.
Seperti apa yang ku yakini, keindahan wanita mampu terlihat sempurna, tak kala menatapnya ketika dia terlelap dalam tidurnya. Sekarang, tugasku sebentar lagi akan selesai. Akan ku pastikan dia bisa merasakan kenyamanan dari nikmatnya alam bawah sadar.
Ku lirik bantalan di samping tempatnya terlelap, ku raih dengan tanganku, dan ku tatap wajah itu kembali. Begitu manis, begitu cantik dan begitu indah. Wanitaku, wanitaku.. terlelaplah dalam kedamaian. Selamanya.
Ku sentakkan bantalan itu pada wajahnya, ototnya tiba-tiba menegang, aku bisa meraskaan sentakan kuat pada cengkraman tanganya, namun tenaganya bukanlah masalah bagiku, ku sentakan semakin dalam bantal itu. Nafas panjang tersenggal mulai ku rasakan, ototnya terus mengejang�hingga akhirnya. Dia terdiam dalam keheningan yang menenangkan.
Gadisku. Semoga kau tenang di alam mimpi untuk selamanya..
****
Sebuah mobil Camaro merah tua menepi di seberang jalan di antara mobil-mobil milik; kepolisian. Seorang pria berperawakan tinggi dengan rambut berantakan melangkah keluar. Tubuhnya kekar dengan jaket kulit cokelat, mengenakan celana jeans dan sepatu kulit tebal, di wajahnya ada bulu-bulu jambang yang belum tercukur, matanya tampak kelelahan namun ada amarah dalam langkahnya. Ketika pria itu melewati kerumunan orang-orang yang memasang wajah bingung; penasaran, pria itu melesat masuk, melewati garis kuning yang di pasang oleh kepolisian. Ketika dia menunjukkan lencananya, semua polisi memberinya jalan.
Langkahnya begitu tegas menapaki anak tangga, tak kala dia berhenti tepat di depan kamar itu. Bau aroma mawar merah tercium dan suasana hatinya langsung menjadi buruk. Dia tahu maksud wewangian ini. Sebuah aroma yang dia benci, aroma dari kematian.
�Agent Grand Sheldon. Senang bisa melihatmu, lagi..� seorang pria dengan jas cokelat mendekatinya, menawarinya sebuah salam sambutan, namun pria itu hanya menatapnya nanar sebelum berjalan melewatinya.
�langsung Sherif Derant, siapa kali ini korbanya?� suara Grand tampak terdengar lebih seperti putus asa, karena dia tahu. Ketika aroma mawar itu tercium, satu lagi manusia meregang nyawa.. di tangan si �Peri Tidur�
Sherif Derant terdiam untuk beberapa saat, memastikan bahwa penolakan dari salam yang dia berikan bukanlah sebuah pikiran buruk tentang agent Grand, namun lebih pada sifat anti sosial yang di miliki oleh Biro penangan kriminal, meski begitu wajah tersingungnya benar-benar terlihat jelas.
�namanya adalah Samantha Lee. Dia adalah salah satu mahasiswi Urithile University, usianya baru 20 tahun.. ku rasa ini adalah perbuatanya, kau tahu siapa yang ku maksud??�
Tatapan Grand lebih tertuju pada gadis tak bernyawa itu. Tubuhnya masih di atas ranjang, matanya terlelap, wajahnya tenang dan siapapun yang melihatnya akan berpikir bahwa gadis itu tertidur daripada tewas, namun faktanya, tidak ada hembusan nafas dari tubuhnya.
�siapa yang menemukanya pertama?�
�orang tuanya. Ibunya, dia melangkah masuk ke dalam kamar, menawarkan susu hangat sebelum gadis ini memulai harinya, namun ketika gadis ini tidak meresponya meskipun dia sudah memanggilnya berkali-kali, dia baru menyadari, gadisnya sdudah tewas!!� ada amarah dalam suara sherif Derant, saat menjelaskanya.
Beberapa petugas kepolisian masih terlihat mengerjakan tugasnya, mencari sidik jari dan meneliti setiap tempat, berharap menemukan sesuatu yang bisa mengarah pada pelaku utama. Namun, seperti sebelumnya. Sia-sia.
Grand mengamati kembali gadis itu. �rambut hitam, kulit putih halus, tingginya mungkin 171, bibir tipis� ucapan Grand tiba-tiba tertahan ketika seseorang melangkah masuk, dan menyelesaikan ucapanya. �sama seperti korban sebelumnya bukan. Mr Grand.�
Grand menatap seorang wanita, seseorang yang asing di matanya, namun bagi SherifDerant tampaknya wanita itu tidak asing baginya. �namaku adalah Grasia Aniston. Aku bekerja untuk CPI. Ku pikir sekarang aku terlibat dalam kasus ini, ku harap kita bisa saling berbagi informasi tentang si peri tidur ini?�
Grand mengawasi wanita itu kembali, ada ucapanya yang tertancap dalam otaknya. Untuk apa CPI terlibat dalam kasus ini, apakah mereka memiliki sesuatu data yang penting. Ku rasa, atasanya akan mampu menjawabnya.
�jadi�� kata Grasia sembari menatap gadis tak bernyawa itu. �kenapa dia membunuh dengan cara seperti ini?�
Grand hanya diam, menimbang setiap kalimat yang akan dia ucapkan. Matanya terus mengawasi gadis tak bernyawa itu, mengumpulkanya menjadi kepingan-kepingan puzle dalam otaknya. �kenapa, kenapa, kenapa??� pertanyaan itu selalu muncul, namun hingga saat ini.. tidak ada jawaban untuk menjawabnya.
�dia sama sekali tidak melukai gadis ini.. itu semua terlihat dari bagaimana gadis ini begitu damai. Namun kenapa dia melakukan ini. Mr. Grand tahukah apa yang sedang ku pikirkan.. apakah menurutmu pembunuh kita ini adalah seorang pria�
�entahlah� ucap Grand sinis, tidak ada ketertarikan dirinya untuk berbicara pada wanita asing itu, sudah 4 hari ini dia mengalami gangguan tidur karena kasus ini, hingga saat ini, sudah 3 wanita tewas dengan cara yang sama. Mati di atas tempat tidur mereka, dan pola bagaimana mereka tewas, semuanya hampir sama. Jadi, apa yang dia lewatkan, dan kenapa wanita ini berpikir bahwa pembunuhnya adalah seorang pria. Ketika dia mengamati lebih seksama mayat gadis itu�tiba-tiba sesuatu melintas di kepalanya.
�kuku jari� ucapnya lirih, �menurutmu, kenapa wanita sangat menyukai kuku jari?� pertanyaan Grand membuat Grasia tampak bingung, sebelum wanita itu menjawabnya , Grand mempertegas pertanyaanya. �untuk apa wanita menjaga kukunya agar tampak tetap panjang?�
�karena umumnya wanita menyukai keanggunan, kuku jari menambah keanggunan penampilan wanita� masih bingung dengan pertanyaan Grand, Grasia menatap Grand yang kini terfokus pada wanita itu. �apa kau menemukan sesuatu?�
�ku rasa�apa yang kau katakan benar. Si Peri tidur kemungkinan adalah seorang pria.�
�bagaimana kau menyimpulkanya??� ucap Gras, yang tengah menatap serius agent Grand yang kini melihatnya,
�Samantha Lee. Memiliki kuku jari panjang, sama seperti wanita pada umumnya, namun lihatlah sekarang??�
�tidak ada kuku jari disana!!� aku Gras menatap keanehan mayat gadis itu. �apa pembunuhnya yang memotongnya��
�dan kau tahu apa artinya?� tatap Grand sebelum meninggalkan tempat itu.
�pembunuhnya memiliki masalah dalam kejiwaanya, apakah ini Paranoia, Skizrofenia ataukah?�
�siapapun dia�ku rasa dia menganggap gadis ini adalah seseorang yang dia kenal, seseorang yang dia anggap penting dalam hidupnya sama seperti gadis-gadis lainya. yang jelas, Kita menghadapi pembunuh berkelainan jiwa�
Bersambung......
Dia melangkah masuk ke sebuah rumah. Rumah tua dengan taman yang indah, ada bebauan mawar di halamanya. Angin berhembus, dingin ketika dia melesat masuk dan mengunci pintu.
Hem. Sekarang dia ada di kamarnya, mengeringkan rambut basahnya dengan sehelai handuk beludu berwarna merah muda. Apa dia menyukai warna merah muda. Sangat elegan. Begitu menawan. Aku harus melihatnya lebih dekat, untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja. Setidaknya tidak ada yang berusaha menyakitinya.
Rerumputanya basah ketika aku menginjakkan kakiku di halaman rumahnya, setelah melompat di atas pagar dengan tumbuhan menjalar di sekelilingnya. Tampaknya ini akan baik-baik saja. Aku harus memastikan dia bisa tidur nyenyak seperti malam-malam kemarin.
Sekarang pukul 11 malam, satu jam lagi tengah malam. Ku amati mata cokelatnya sudah mulai lelah menatap buku yang ia baca. Beberapa kali gadis ini tersenyum manis saat membacanya, apakah itu buku komedi romantis. Semoga saja. Sekarang dia melesat masuk dalam selimutnya, mematikan lampu kamarnya, dan ku rasa ini saatnya aku tiba disana.. akan ku pastikan dengan mata kepalaku sendiri, bahwa dia bisa terlelap nyenyak dalam senyuman kedamaian.
Ku buka perlahan pintu yang terkunci itu. Aku tahu bagaimana cara membukanya, tepat ketika aku membukanya, aku melesat masuk perlahan.
Aku berharap suara langkah kakiku tidak menganggunya, tidak akan merusak momen tidurnya, namun sial, ku rasa aku merusaknya sedikit dengan suara bising ketika aku menabrak meja di hadapanku, suara gadis itu menyeruak keluar memanggil apakah ada orang disana�apakah ibunya atau ayahnya. Entahlah; ku putuskan untuk bersembunyi dalam kegelapan di bawah anak tangga. Aku tidak mau menganggunya dan merusak malamnya.
Gadis itu masih berteriak, memastikan bahwa apa yang dia dengar hanyalah suara biasa yang mungkin di ciptakan oleh binatang pengerat. Semoga dia percaya.
Tepat ketika keheningan kembali menguasai rumah ini. Ku langkahkan kakiku menapaki anak tangga kayu. Kali ini aku lebih berhati-hati, aku tidak mau dia terbangun lagi karena ulah konyolku, dia harus tidur dalam kenyamanan, aku yang harus memastikanya. Karena dia adalah mimpiku.
Ku buka perlahan pintu itu. Aku berusaha membukanya selembut mungkin, berusaha agar dia tetap di atas ranjangnya, bermimpi tentang indahnya keheningan malam, dimana dia bisa terbang bersama bintang-bintang.
Ku dekati perlahan dirinya, aku bisa melihat kaki jenjangnya begitu tenang, nafasnya teratur, dan wajahnya yang menentramkan. Bibirnya tipis, dengan keanggunan yang tiada tara.. gadisku, manisku, dengan melihatmu.. aku mampu merasakan kedamaian.
Tak ku sangka, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 4 dinihari, dan aku sudah melihatnya lebih dari 5 jam, berdiri di sampingnya, membuatnya senyaman mungkin dalam tidurnya.
Seperti apa yang ku yakini, keindahan wanita mampu terlihat sempurna, tak kala menatapnya ketika dia terlelap dalam tidurnya. Sekarang, tugasku sebentar lagi akan selesai. Akan ku pastikan dia bisa merasakan kenyamanan dari nikmatnya alam bawah sadar.
Ku lirik bantalan di samping tempatnya terlelap, ku raih dengan tanganku, dan ku tatap wajah itu kembali. Begitu manis, begitu cantik dan begitu indah. Wanitaku, wanitaku.. terlelaplah dalam kedamaian. Selamanya.
Ku sentakkan bantalan itu pada wajahnya, ototnya tiba-tiba menegang, aku bisa meraskaan sentakan kuat pada cengkraman tanganya, namun tenaganya bukanlah masalah bagiku, ku sentakan semakin dalam bantal itu. Nafas panjang tersenggal mulai ku rasakan, ototnya terus mengejang�hingga akhirnya. Dia terdiam dalam keheningan yang menenangkan.
Gadisku. Semoga kau tenang di alam mimpi untuk selamanya..
****
Sebuah mobil Camaro merah tua menepi di seberang jalan di antara mobil-mobil milik; kepolisian. Seorang pria berperawakan tinggi dengan rambut berantakan melangkah keluar. Tubuhnya kekar dengan jaket kulit cokelat, mengenakan celana jeans dan sepatu kulit tebal, di wajahnya ada bulu-bulu jambang yang belum tercukur, matanya tampak kelelahan namun ada amarah dalam langkahnya. Ketika pria itu melewati kerumunan orang-orang yang memasang wajah bingung; penasaran, pria itu melesat masuk, melewati garis kuning yang di pasang oleh kepolisian. Ketika dia menunjukkan lencananya, semua polisi memberinya jalan.
Langkahnya begitu tegas menapaki anak tangga, tak kala dia berhenti tepat di depan kamar itu. Bau aroma mawar merah tercium dan suasana hatinya langsung menjadi buruk. Dia tahu maksud wewangian ini. Sebuah aroma yang dia benci, aroma dari kematian.
�Agent Grand Sheldon. Senang bisa melihatmu, lagi..� seorang pria dengan jas cokelat mendekatinya, menawarinya sebuah salam sambutan, namun pria itu hanya menatapnya nanar sebelum berjalan melewatinya.
�langsung Sherif Derant, siapa kali ini korbanya?� suara Grand tampak terdengar lebih seperti putus asa, karena dia tahu. Ketika aroma mawar itu tercium, satu lagi manusia meregang nyawa.. di tangan si �Peri Tidur�
Sherif Derant terdiam untuk beberapa saat, memastikan bahwa penolakan dari salam yang dia berikan bukanlah sebuah pikiran buruk tentang agent Grand, namun lebih pada sifat anti sosial yang di miliki oleh Biro penangan kriminal, meski begitu wajah tersingungnya benar-benar terlihat jelas.
�namanya adalah Samantha Lee. Dia adalah salah satu mahasiswi Urithile University, usianya baru 20 tahun.. ku rasa ini adalah perbuatanya, kau tahu siapa yang ku maksud??�
Tatapan Grand lebih tertuju pada gadis tak bernyawa itu. Tubuhnya masih di atas ranjang, matanya terlelap, wajahnya tenang dan siapapun yang melihatnya akan berpikir bahwa gadis itu tertidur daripada tewas, namun faktanya, tidak ada hembusan nafas dari tubuhnya.
�siapa yang menemukanya pertama?�
�orang tuanya. Ibunya, dia melangkah masuk ke dalam kamar, menawarkan susu hangat sebelum gadis ini memulai harinya, namun ketika gadis ini tidak meresponya meskipun dia sudah memanggilnya berkali-kali, dia baru menyadari, gadisnya sdudah tewas!!� ada amarah dalam suara sherif Derant, saat menjelaskanya.
Beberapa petugas kepolisian masih terlihat mengerjakan tugasnya, mencari sidik jari dan meneliti setiap tempat, berharap menemukan sesuatu yang bisa mengarah pada pelaku utama. Namun, seperti sebelumnya. Sia-sia.
Grand mengamati kembali gadis itu. �rambut hitam, kulit putih halus, tingginya mungkin 171, bibir tipis� ucapan Grand tiba-tiba tertahan ketika seseorang melangkah masuk, dan menyelesaikan ucapanya. �sama seperti korban sebelumnya bukan. Mr Grand.�
Grand menatap seorang wanita, seseorang yang asing di matanya, namun bagi SherifDerant tampaknya wanita itu tidak asing baginya. �namaku adalah Grasia Aniston. Aku bekerja untuk CPI. Ku pikir sekarang aku terlibat dalam kasus ini, ku harap kita bisa saling berbagi informasi tentang si peri tidur ini?�
Grand mengawasi wanita itu kembali, ada ucapanya yang tertancap dalam otaknya. Untuk apa CPI terlibat dalam kasus ini, apakah mereka memiliki sesuatu data yang penting. Ku rasa, atasanya akan mampu menjawabnya.
�jadi�� kata Grasia sembari menatap gadis tak bernyawa itu. �kenapa dia membunuh dengan cara seperti ini?�
Grand hanya diam, menimbang setiap kalimat yang akan dia ucapkan. Matanya terus mengawasi gadis tak bernyawa itu, mengumpulkanya menjadi kepingan-kepingan puzle dalam otaknya. �kenapa, kenapa, kenapa??� pertanyaan itu selalu muncul, namun hingga saat ini.. tidak ada jawaban untuk menjawabnya.
�dia sama sekali tidak melukai gadis ini.. itu semua terlihat dari bagaimana gadis ini begitu damai. Namun kenapa dia melakukan ini. Mr. Grand tahukah apa yang sedang ku pikirkan.. apakah menurutmu pembunuh kita ini adalah seorang pria�
�entahlah� ucap Grand sinis, tidak ada ketertarikan dirinya untuk berbicara pada wanita asing itu, sudah 4 hari ini dia mengalami gangguan tidur karena kasus ini, hingga saat ini, sudah 3 wanita tewas dengan cara yang sama. Mati di atas tempat tidur mereka, dan pola bagaimana mereka tewas, semuanya hampir sama. Jadi, apa yang dia lewatkan, dan kenapa wanita ini berpikir bahwa pembunuhnya adalah seorang pria. Ketika dia mengamati lebih seksama mayat gadis itu�tiba-tiba sesuatu melintas di kepalanya.
�kuku jari� ucapnya lirih, �menurutmu, kenapa wanita sangat menyukai kuku jari?� pertanyaan Grand membuat Grasia tampak bingung, sebelum wanita itu menjawabnya , Grand mempertegas pertanyaanya. �untuk apa wanita menjaga kukunya agar tampak tetap panjang?�
�karena umumnya wanita menyukai keanggunan, kuku jari menambah keanggunan penampilan wanita� masih bingung dengan pertanyaan Grand, Grasia menatap Grand yang kini terfokus pada wanita itu. �apa kau menemukan sesuatu?�
�ku rasa�apa yang kau katakan benar. Si Peri tidur kemungkinan adalah seorang pria.�
�bagaimana kau menyimpulkanya??� ucap Gras, yang tengah menatap serius agent Grand yang kini melihatnya,
�Samantha Lee. Memiliki kuku jari panjang, sama seperti wanita pada umumnya, namun lihatlah sekarang??�
�tidak ada kuku jari disana!!� aku Gras menatap keanehan mayat gadis itu. �apa pembunuhnya yang memotongnya��
�dan kau tahu apa artinya?� tatap Grand sebelum meninggalkan tempat itu.
�pembunuhnya memiliki masalah dalam kejiwaanya, apakah ini Paranoia, Skizrofenia ataukah?�
�siapapun dia�ku rasa dia menganggap gadis ini adalah seseorang yang dia kenal, seseorang yang dia anggap penting dalam hidupnya sama seperti gadis-gadis lainya. yang jelas, Kita menghadapi pembunuh berkelainan jiwa�
Bersambung......
ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
ReplyDeleteHalo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Promo :
- Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
- Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
Situs Login : arenakartu.org
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.